Selasa, 10 Mei 2011

DEMAM PaDa INFLUENZA

DEMAM PADA ANAK



OLEH :
BUDIYANI
PROFESI APOTEKER UAD


Demam merupakan kenaikan suhu tubuh diatas suhu normal yaitu 37C. umumnya, demam bukan kondisi yang membahayakan jiwa. Demam justru merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang membantu kita membasmi infeksi.
Demam biasanya terjadi akibat tubuh terpapar infeksi mikroorganisme (virus, bakteri, parasit). Demam juga bisa disebabkan oleh faktor non infeksi seperti komleks imun, atau inflamasi (peradangan) lainnya.
Kerugian yang bisa terjadi akibat demam :
 Dehidrasi, karena pada saat demam, terjadi peningkatan pengeluaran cairan tubuh.
 Kekurangan oksigen.
 Demam diatas 42C bisa menyebabkan kerusakan neurologis (saraf), meskipun sangat jarang terjadi.
 Kejang demam, tetapi kemungkinannya sangat kecil. Umumnya, kejang demam hanya mengenai bayi usia 6 bulan – anak usia 5 tahun.
 Demam seringkali disertai dengan gejala lain seperti sakit kepala, nafsu makan turun, lemas, dan nyeri otot.
Prinsip utama tatalaksana demam :
 Seseorang tidak perlu panik, umumnya demam tidak membahayakan jiwa.
 Jangan memberikan obat panas bila demam tidak terlalu tinggi
 Cegah kemungkinan terjadinya dehidrasi
 Mengetahui kapan harus cemas dan harus menghubungi dokter.
Rekomandasi tata laksana demam
1. Pengobatan dengan Antipiretik
- Paracetamol, merupakan obat pilihan utama pada demam anak
- Ibuprofen, tapi tidak direkomendasikan untuk anak demam yang mengalami diare dengan atau tanpa muntah.
- Aspirin. Tetapi tidak dianjurkan untuk anak berusia <12 tahun karena dapat menyebabkan sindroma Reye. 2. Upaya suportif yang direkomendasikan - Tingkatkan asupan cairan - Kenakan pakaian tipis dalam ruangan yang baik ventilasi udaranya. - Kompres dengan air hangat dapat dilakukan jika anak rewel merasa sangat tidak nyaman, umumnya pada suhu >40C.
3. Upaya suportif yang tidak direkomendasikan
- Upaya mendinginkan badan anak dengan melepaskan pakaiannya, memandikan atau membasuhnya dengan air dingin, atau mengompresnya dengan alkohol.
Upaya menangani deman bukanlah prioritas utama. Tindakan pertama adalah mengidentifikasi sakah infeksi bakteri (pneumonia, otitis media, faringitis, meningitis, atau sepsis), dan kalau perlu merujuk ke RS untuk tindakan selanjutnya.
Influenza
DEFINISI
Influenza (flu) adalah suatu infeksi virus yang menyebabkan demam, hidung meler, sakit kepala, batuk, tidak enak badan (malaise) dan peradangan pada selaput lendir hidung dan saluran pernafasan.

PENYEBAB
Virus influenza tipe A atau B.
Virus ditularkan melalui air liur terinfeksi yang keluar pada saat penderita batuk atau bersin; atau melalui kontak langsung dengan sekresi (ludah, air liur, ingus) penderita.

GEJALA
Influenza berbeda dengan common cold.
Gejalanya timbul dalam waktu 24-48 jam setelah terinfeksi dan bisa timbul secara tiba-tiba.

Kedinginan biasanya merupakan petunjuk awal dari influenza. Pada beberapa hari pertama sering terjadi demam, suhunya bisa sampai 38,4-39,4.Banyak penderita yang merasa sakit sehingga harus tinggal di tempat tidur; mereka merasakan sakit dan nyeri di seluruh tubuhnya, terutama di punggung dan tungkai, dan Sakit kepala seringkali bersifat berat, dengan sakit yang dirasakan di sekeliling dan di belakang mata. Jadi demam merupakan salah satu gejala influenza. Gejala yang lain, relatif ringan, berupa rasa gatal di tenggorokan, rasa panas di dada, batuk kering dan hidung berair.
Kemudian batuk akan menghebat dan berdahak.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Beratnya penyakit dan adanya demam tinggi membedakan influenza dari commoncold.Untuk memperkuat diagnosa diperiksa sekret penderita.
PENGOBATAN
Pengobatan flu yang utama adalah istirahat dan berbaring di tempat tidur, minum banyak cairan dan menghindari kelelahan.
untuk penyakit yang berat tetapi tanpa komplikasi, bisa diberikan asetaminofenn, aspirin, ibuprofen atau naproksen.

Selasa, 03 Mei 2011

InfLueNza

Influenza adalah penyakit ikut yang menular, menyerang saluran napas, dan sering menjadi wabah yang diperoleh dari menghirup virusinfluenza.

Penyebab
Virus Influenza tipe A, B, dan C

Faktor Risiko
Siapa saja bisa, terutama jika itu terjadi dalam suatu komunitas (kantor, asrama, sekolahan). Ini bisa terjadi karena penyebaran virus melalui cairan yang keluar sewaktu penderita bersin, berbicara, dll. Apalagi jika kita berada dengan penderita dalam ruangan yang ber-AC (tertutup) dan tidak mendapat sinar matahari.

Namun demikian ada kelompok orang yang disebut berisiko tinggi, yaitu mereka yang menderita :
* penyakit paru menahun, seperti asma, emfisema, bronkitis kronik, bronkiektasi, tbc, atau fibrosis kistik
* penyakit jantung
* penyakit ginjal kronik
* penyakit kencing manis maupun gangguan metabolik menahun lainnya
* anemia berat
* mempunyai penyakit atau sedang menjalani terapi untuk menekan kekebalan tubuh
* berusia lebih dari 50 tahun

Patofisiologi
Virus flu menyerang sel-sel permukaan saluran napas. Jaringan menjadi bengkak dan meradang. Namun meskipun rusak jaringan ini akan sembuh dalam beberapa minggu.

Gejala dan Tanda
Meskipun influenza sering disebut penyakit pernapasan, namun penyakit ini bisa memberi pengaruh ke seluruh tubuh. Penderita secara tiba-tiba menjadi demam, letih, lesu, kehilangan selera makan, dan sakit kepala, belakang tangan dan kaki. Juga menderita sakit tenggorokan dan batuk kering, mual dan mata seperti terbakar. Panas bisa meningkat hingga 104 derajat Fahrenheit, tapi akan menurun setelah 2 hingga 3 hari.

Gejala saluran nafasnya sendiri bisa berupa pilek dan batuk.

Komplikasi
Untuk anak-anak dan orang dewasa, influenza adalah penyakit yang bisa sembuh sendiri dalam satu minggu. Namun untuk orang yang tidak sehat atau daya tahannya menurun, influenza bisa berakibat fatal.

Tanda-tanda yang disebutkan di atas bisa menjadi sangat parah, dan mungkin terjadi komplikasi seperti pneumonia, sinusitis, dan radang dalam telinga. Kebanyakan komplikasinya adalah infeksi kuman karena daya tahan tubuh menjadi menurun untuk melawan kuman-kuman yang masuk.

Pencegahan
Influenza bisa dicegah dengan menjaga kondisi tubuh agar tetap fit dan menjauhi penderita flu. Selain itu, bisa menggunakan vaksin flu. Vaksin flu sendiri harus digunakan setiap tahun sehubungan dengan seringnya virus flu bereplikasi.

Penatalaksanaan
Untuk influensa yang belum berkomplikasi, harap beristirahat dengan cukup di rumah agar tidak menjadi bertambah parah. Mungkin dibutuhkan waktu sekitar 2 hari setelah demam berlalu.

Bisa menggunakan obat flu yang dibeli bebas. Kalau flu sudah terkomplikasi dengan infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotika.

Demam Pada Influenza

Demam bukanlah suatu penyakit. Dia lebih merupakan tanda bahwa sistem daya tahan tubuh sedang bertempur melawan bibit penyakit. Saat ada bibit penyakit, tubuh mengeluarkan substansi yang biasa disebut Pyrogene di dalam darah yang kemudian memberikan alarm kepada pengatur suhu yang berada di otak untuk meningkatkan suhu tubuh. Suhu yang lebih tinggi diperlukan agar sistem pertahanan tubuh bekerja lebih efektif sehingga bibit penyakit tidak dapat berkembang lebih banyak lagi. Jadi, demam lebih merupakan kawan daripada lawan!

Demam dimulai saat suhu tubuh 38 derajat Celcius (38º C).Tidak ada ‘resep’ demam yang paten. Demam akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan cairan tubuh. Oleh karena itu, Anda sebaiknya menyusui atau memberinya minum lebih sering dari biasanya, pakaikan baju dan perlengkapan tidur yang hangat, lakukan kompres.

Tidak selalu butuh obat penurun demam. Keputusan apakah sesorang harus diberi obat atau tidak, tergantung dari kondisi orangnya. Meskipun suhu sudah mencapai 40º C, tapi orang tersebut masih dalam keadaan baik-baik saja, dia tidak memerlukan obat apapun. Sebaliknya, bila suhunya baru 38,5º C tapi kondisnya memburuk, maka Anda dapat memberinya obat penurun demam.
Bayi akan lebih sering terkena demam dibandingkan orang dewasa, karena Bayi masih dalam tahap sering sakit. Ini antara lain karena sistem pertahanan tubuhnya bereaksi dengan cepat, apalagi kebanyakan bibit penyakit yang menyerangnya tergolong baru bagi tubuhnya. Dengan kata lain, daya tahan tubunya harus mulai dari nol untuk menghadapi setiap bibit penyakit. Sedangkan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa, daya tahan tubuhnya sudah pernah menghadapi bibit penyakit yang sama. Selain itu, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi belum sesempurna anak yang lebih besar atau orang dewasa.

Demam tidak selalu menyebabkan kejang. Setiap anak memiliki batas toleransi yang berbeda. Ada yang pada suhu 38,5º C sudah kejang, tapi ada pula anak yang baru kejang bila demamnya mencapai 40º C. Untuk itu, Anda sebagai orangtua disarankan untuk mencatat dan mengukur pada suhu berapa balita mulai mendapat serangan kejang.